Monday, June 12, 2017

JEJAK YANG TERPILIH - Day-13

#NulisRandom2017
JEJAK YANG TERPILIH
Arti Lapar
Day-13

Bian dan Lukita menghabiskan waktu hampir dua jam untuk meninjau lokasi tanah dan berdiskusi dengan Andy Ho tentang rencana design studio. Selesai dari lokasi ini Andy mengajak mereka untuk mampir ke rumahnya karena ia ingin menunjukkan kepada Lukita tentang barang-barang dagangan-nya dan beberapa rencana kerja untuk pengembangan studio musiknya. Kebetulan kendaraan Bian ditinggal di rumah Bian sewaktu tadi berangkat dan mereka kini dalam satu kendaraan milik Andy.
“Kau terlihat lemas An?”, - tanya Bian dalam perjalanan ke rumah Andy.
Andy berusaha tersenyum, sambil melirik ke Lukita yang duduk di belakang ia menjawab pertanyaan Bian.
“Luk, jangan tertawa ya, hari ini aku memang sengaja ikut puasa. Jujur saja Bi, kemarin sebenarnya aku juga puasa, tetapi aku tidak kuat dan terpaksa berhenti ditengah jalan sekitar jam 1 siang”
“Ko Andy gak tahan lapar ya?”, - tanya Lukita sambil tersenyum.
“Mungkin”, - jawab Andy pelan dengan nada ragu - ,”Waktu itu aku di kantor papa dan karyawannya juga banyak yang berpuasa. Tubuhku terasa lemas seolah tidak bertenaga, ada godaan untuk mokel karena toh ini baru belajar. Apalagi diruangan papa banyak tersedia buah dan minuman segar”
“Apa yang kamu rasakan setelah mokel An?”, - tanya Bian serius.
“Entahlah Bi”, - jawab Andy dengan hati-hati -,” Ketika akhirnya aku minum satu-dua teguk, ternyata rasa haus dan lapar itu cenderung sirna. Ketika kemudian aku mengunyah ‘crackers’, ternyata aku tidak bisa menikmatinya sebagaimana saat aku membayangkan nikmatnya cracker saat masih berpuasa. Yang ada adalah penyesalan bahwa aku ternyata telah di kalahkan oleh rasa lapar”
Bian mengangguk cepat.
“Itulah yang umumnya di rasakan oleh mereka yang mokel An. Ketika seteguk air atau sesuap nasi sudah membatalkan puasa kita, maka makan dan minum berikutnya seolah sudah kehilangan arti dan nikmatnya. Sebenarnya, kenikmatan hawa nafsu – termasuk lapar – itu hanyalah sesaat, tetapi menyisakan penyesalan yang panjang bagi yang mengumbarnya”
Andy terlihat mengangguk tanda mengiyakan, suaranya tiba-tiba saja sedikit bergetar.
“Sebaliknya Bi, saat aku ke ruang belakang dan melihat karyawan papa-ku yang masih menjalankan puasa, tiba-tiba saja aku diliputi rasa rendah diri dan bahkan tidak berharga. Mereka itu seolah sedang mengejar dan menantikan sesuatu yang sangat nikmat atau indah dengan menahan lapar di perutnya itu. Mereka seakan-akan sedang berjalan sebagai penduduk sorga, sementara aku justru berjalan ke-arah yang berlawanan”
Suasana menjadi hening, Lukita memilih diam tidak berkomentar.
“An, aku pernah membaca sebuah tulisan dari mas Prie Ge Es, beliau seorang budayawan yang sangat bijak. Menurut beliau, lapar adalah sebuah kekuatan sekaligus kelemahan. Ia begitu kuat mendorong manusia melahap apa saja yang di-inginkannya, padahal hanya dengan seteguk air dan sesuap nasi saja, maka seluruh kenikmatan yang dibayangkan itu usai. Singkat sekali umur kenikmatan makanan karena lapar, bahkan beliau menulis bahwa makanan adalah wakil kefanaan di yang paling nyata”
“Kayaknya aku harus setuju dengan itu Bi”
“Ko Andy selimurkan dengan aktivitas yang lain saja. Pada dasarnya tubuh kita itu mampu bertahan kalau hanya tidak makan dan minum selama sekitar 13 jam, godaannya lebih banyak di perasaan saja”, - tiba-tiba Lukita nyeletuk.
“Siap bu guru”, - Andy menoleh sambil tersenyum.
Mulut Lukita terlihat mencibir.
“Badan Ko Andy boleh kekar, tapi kalau menahan lapar dan minum saja gak kuat, terus apa hebatnya”
“Hussss!”, - Bian berusaha menghardik adiknya.
Tetapi Andy Ho dan Lukita malah tertawa lepas.
“Kan benar seh mas, kekuatan itu bukan pada sebesar atau seberat apa otot-ototmu mampu mengangkat sebuah beban, melainkan lebih pada seberapa sabar kita mampu menahan hawa nafsu kita. Termasuk hawa lapar!”, - Lukita kini tidak mau berhenti.
“Bukan main”, - tanpa sadar Andy berdesah dalam hati.
Salam,

No comments:

BSG - BAB.V - AUP - Babak-16

BALADA SWANDARU GENI Bab V: Ajaran Untuk Pulang Babak – 16 Sebenarnyalah, malam hari itu menjadi sebuah malam yang tidak terlup...