Sudah sekian lama saya mengagumi dan senantiasa mencoba mempraktekkan pemikiran2 yang dikemukakan banyak motivator tentang pengembangan diri dan ‘berpikir positif/ positif thinking’. Betapa mengagumkan tulisan2 (yang berdasarkan pengalaman hidup) dari Anthony Robin, Bradley Sugar serta motivator lokal seperti Tung Desem Waringin, Andrey Wongso, Mario Teguh dll.
Semuanya masuk akal dan terbukti membawa keberhasilan.
Kemudian beberapa bulan yang lalu – seperti juga saya yakin terjadi pada banyak orang di belahan bumi ini – saya terhenyak dengan hukum Law of Attraction yang ditulis Rhonda Byrne dalam bukunya berjudul The Secret. Terlebih kalau kita sempat juga melihat versi film-nya yang begitu heboh.
Saya jadi begitu bersemangat dalam mengelola dan memanfaatkan otak/ daya pikir. Beberapa kejadian saya yakini merupakan hasil dari hukum daya tarik-menarik dan karenanya saya menjadi lebih hati2 dalam hal berprasangka.
Tetapi, betapa tiba2 saya tertunduk dan merenung panjang ketika membaca dan menyelesaikan bukunya pak Erbe Sentanu yang berjudul Quantum Ikhlas. Sangat menyentuh dan lebih membuka simpul2 syaraf spiritual kita. Apa2 yang sudah kita yakini tentang “positif thinking” masih tidak berarti dibanding kalau kita ber”positive feeling”. Target2 yang kita canangkan dalam “Goal Setting” serasa kurang dan kecil dalam pencapaian bilamana kita mau focus pada apa yan dinamakan “Goal Praying”
Semua juga masuk akal, tetapi kelebihan dari cara2 yang diuraikan dan diajarkan Pak Erbe adalah; ada nilai ke-ikhlas-an dan adanya campur tangan Tuhan dalam langkah2 kita. Serasa lebih religius dan sejuk.
Kalau kita cermati lebih dalam, disini tampak sekali bahwa Pak Erbe adalah pendukung dari hukum Law of Attraction. Semua keinginan dan hasil adalah bersumber pada pikiran/ perasaan manusia.
Semua yang ada di alam ini pada awalnya adalah terbuat dari hal/ materi yang sama. Ketika kita belah sebuah benda, maka drajat susunan benda tersebut terdiri dari molekul. Lebih kecil lagi adalah atom, kemudian partikel, quanta dan pada akhirnya ilmu fisika quantum mendapati bahwa semua benda awalnya adalah berupa/ berasal dari Energi Vibrasi.
Bertitik tolak dari sinilah kemudian ilmu fisika quantum menemukan bahwa semua yang menjadi keinginan kita dapat kita arahkan dengan cara menyetel/ mengarahkan energi vibrasi yang ada pada otak/ pikiran kita (sebagaimana tulisan saya sebelumnya tentang hukum LOA). Diyakini bahwa pikiran dan perasaan (kesadaran) manusia memiliki tingkat vibrasi yang paling tinggi.
Bila benar, ini sungguh penemuan yang luar biasa mengingat begitu bayak tokoh2 sukses (termasuk Albert Einstein) yang meyakini kebenaran dan adanya hukum ini…. (makanya baca n lihat filmnya deh, kalau tidak pasti rugi)
Dalam penjelasannya, hukum LOA ini menjadi gamblang dan lebih mudah kita pahami baik dari sudut ilmu pengetahuan yang sederhana maupun dalam applikasinya terkait status kita sebagai makhluk ciptaan Allah SWT. Bahwa tidak ada yang kebetulan dalam hidup ini. Bahwa semua langkah-langkah kita haruslah mengacu pada fitrah kita sebagai manusia yang sempurna dan karenanya haruslah melekat pada aturan2 yang Allah (tentang keikhlasan).
Keyakinan kita bahwa untuk sukses diperlukan kerja keras dan variable waktu hampir semua terbantahkan disini (kecuali kerja pintar). Untuk mengejar keinginan kita cukup mengarahkan potensi pikiran dan perasaan kita, dan menariknya dalam ilmu fisika kuantum ini ‘tidak mengenal konsep waktu’ – dengan kata lain, apa yang kita inginkan bisa langsung terwujud.
Bingung ya… makanya baca hehe…
Saya sendiri sudah sempat mengikuti pelatihan Mind Focus-nya pak Erbe Sentanu dan sempat berdiskusi dengan beliau. Sangat menarik!
Ada empat langkah utama dalam mengarahkan pikiran/ perasaan kita ini. Yaitu;
Alphamatic ; pengkondisian pikiran
Affirmasi ; terkait keyakinan diri
Visualisasi ; penguatan dengan cara penggambaran
Syukur ; mempercepat terkabulnya keinginan kita oleh Allah SWT
Lankah2nya bagaimana?
Sekali lagi baca deh…. Buku Pak Erbe ini lebih detail n sangat mencerahkan.
Salam Ikhlas,
Ries
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
BSG - BAB.V - AUP - Babak-16
BALADA SWANDARU GENI Bab V: Ajaran Untuk Pulang Babak – 16 Sebenarnyalah, malam hari itu menjadi sebuah malam yang tidak terlup...
-
“ Aku kira memang ini Glugut Pring Wulung “, - Ki Widura menjawab meskipun dengan sedikit ragu,” – memang gejala yang muncul masih belum n...
-
BALADA SWANDARU GENI Bab IV: Hilangnya Seorang Swandaru Geni Babak – 03 Sementara itu langit di bumi Mataram yang sebenarnya cu...
-
Pagi itu Kademangan Sangkal Putung turun hujan meskipun tidak terlalu lebat, bahkan ketika perlahan-lahan sinar mentari mulai menampakkan ...
No comments:
Post a Comment