“Maaf pak, bagian pendaftaran sedang tidak ada di tempat”
“Mmm…biayanya masih belum ada keterangan pak, tetapi mungkin masih sama dengan tahun lalu”
“Bapak datang saja kesini sambil melihat kampusnya”
Suara2 dari seberang telpon itu terdengar ramah tetapi kadang ada juga yang serasa datar.
Saya memang sedang mencari-cari kampus swasta untuk keponakan yang kemarin ternyata gagal di SPMB. Setelah berburu di internet, ternyata tetap saja saya harus menelpon ke kampus terkait, karena rata2 data yang ada di internet kurang lengkap dan bahkan “terkesan asal-asalan”.
Macam-macam kekurangan data yang ada di website masing2 Perguruan Tinggi, dan yang terbanyak adalah data atau informasi yang tidak update serta tidak lengkap.
Bulan2 ini adalah masa berburu bagi sebagian besar orangtua dan murid untuk mencari sekolah/ kampus yang sesuai. Saat ini PT Swasta seolah berlomba menjaring mahasiswa baru dengan promosi2 yang lumayan menarik. Sayangnya data/ informasi, persyaratan dan bahkan jadwal pendaftaran yang tersedia di website tidak di update alias masih yang tahun lalu. Dengan terpaksa saya harus telpon ke kampus terkait dan jawaban2 seperti diataslah yang terdengar.
“Begitu pentingkah sekolah/ kuliah saat ini?”
Saya jadi ingat bukunya Robert T. Kiyosaki dalam “Rich Dad Poor Dad”, yang begitu gencar menyerang keburukan sistem pendidikan sekolah yang ada saat ini. Bahwa sekolah cenderung mencetak mahasiswanya mempunyai daya pikir yang terpola gaya-gaya lama dan tidak pernah mengajarkan pola pikir modern yang “think out of the box”. Sukses tidak harus diraih melalui jalur pendidikan formal di sekolah2.
Buktinya;
Bill Gate tidak lulus kuliah, tetapi menjadi orang kaya nomor-1 di dunia
Dan tidak usah jauh2 deh….
Pak Purdi S. Chandra, meski sempat kuliah di UGM tapi DO, dan sekarang malah menjadi milyarder dalam bisnis pendidikan. Dia juga yang dikenal sebagai penyebar virus ke-wirausahaan
Pak Andrei Wongso, kabarnya bahkan tidak lulus SD tetapi sekarang menjadi Motivator nomer -1 di Indonesia
Orangtua teman baik saya, meski dia tidak lulus SD, tetapi sebagai juragan soto ayam, penghasilannya sudah jauh diatas gaji Manager perusahaan bonafid yang saya kenal. Bayangkan, ada banyakkah level Manager yang berpenghasilan hingga 40 jt/ bulan? kalaupun ada saya yakin jumlahnya bisa dihitung dengan jari.
Tetapi teman saya juga membantah; bahwa ciri bangsa yang maju salah satunya ditentukan oleh tingkat pendidikan rakyatnya. Lihatlah Amerika, Jerman juga Jepang, mereka sangat maju karena pendidikan dikelola dengan baik. Apalagi bangsa Jepang - yang dikenal sebagai bangsa inovativ – itu semua karena mereka maju dalam pendidikan. Pendidikan yang baik menciptakan kualitas manusisa2 yang super.
Saya memang tidak menyangkal. Apalagi saat ini saya memang masih yakin bahwa sekolah itu penting.
Kembali ke masalah sekolah, khususnya di Jakarta sekarang ini sudah begitu gencar dengan system baru yang dinamakan ‘Home Schooling’. Hebatnya lagi, yang menerapkan system baru ini justru kalangan2 atas yang notabene sebelumnya punya tingkat pendidikan yang tinggi/baik. Sebutlah para expartriate, pengusaha2 ternama hingga merembet ke para artis.
Saya jadi ikut gelisah.
Ketika saya buka website beberapa Perguruan Tinggi ternama, sebutlah UNAIR, UGM, UI, STAN dll, terlihat websitenya memang dikelola dengan baik dan professional. Semua informasi sudah ada disana dan kalaupun saya telpon lagi itu semata-mata ingin konfirmasi ulang saja atau sekedar tanya detail lokasinya.
Sayang, keponakan saya tidak diterima di PT diatas.
Sementara, saya tidak bisa membayangkan bahwa dijaman sekarang ini dan untuk sebuah institusi pendidikan (Perguruan Tinggi) ternyata banyak juga yang pengelolaan websitenya tidak bisa berjalan dengan baik. Apakah mereka berpikir bahwa asal sudah punya website itu artinya mereka sudah tergolong favourite?. Lalu bagaimana kira2 kualitas/ output mahasiswanya?
Ah, bagaimanapun juga kita harus ber-positif feeling.
Salam super,
Ries
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
BSG - BAB.V - AUP - Babak-16
BALADA SWANDARU GENI Bab V: Ajaran Untuk Pulang Babak – 16 Sebenarnyalah, malam hari itu menjadi sebuah malam yang tidak terlup...
-
“ Aku kira memang ini Glugut Pring Wulung “, - Ki Widura menjawab meskipun dengan sedikit ragu,” – memang gejala yang muncul masih belum n...
-
BALADA SWANDARU GENI Bab IV: Hilangnya Seorang Swandaru Geni Babak – 03 Sementara itu langit di bumi Mataram yang sebenarnya cu...
-
Pagi itu Kademangan Sangkal Putung turun hujan meskipun tidak terlalu lebat, bahkan ketika perlahan-lahan sinar mentari mulai menampakkan ...
5 comments:
your kids... so cute...
r they look like their mom?
Thanks,
Of course and I hope so...
He..he...
she must be a great mother...
yes, she was...
but she passed away a year ago
so sad...
I'm sorry...
U r a great daddy too..
Post a Comment