Monday, April 2, 2007

Prioritaskan Batu Besar

Sore tadi saya ringkes2 dan menata buku2 + catatan2 yang berserakan dan memang sudah agak lama tidak terurus. Tidak sengaja saya menemukan kartu nama dan catatan/ cerita pendek dari seorang teman. Sangat inspirative;

Quote:
Dalam sebuah kuliah tentang manajemen waktu, seorang dosen berdiri didepan kelas dan dengan semangat berkata: “Okay, sekarang saatnya untuk quiz” Kemudian ia membawa dan meletakkan sebuah ember kosong diatas meja. Ia mengisi ember itu dengan batu2 yang besarnya sekepalan tangan. Ia mengisi terus batu itu ke dalam ember sehingga tidak ada lagi ruang yang cukup untuk memasukkan batu sekepalan tangan tersebut. Ia bertanya kepada kelas: “ Apakah menurut kalian ember ini sudah penuh?” Seluruh kelas menjawab serentak: “Ya, penuh”. Sang dosen ini mengerinyitkan dahi dan berkata:”Sungguhkan demikian?” Kemudian dari dalam meja ia mengeluarkan sekantung kerikil2 kecil dan menuangkannya ke dalam ember tersebut serta mengocoknya, sehingga kerikil2 kecil itu turun ke bawah dan mengisi celah2 kosong diantara batu2 itu. Kemudian sekali lagi ia bertanya kepada kelas:” Nah, sekarang apakah ember ini sudah penuh?”. Kali ini para mahasiswa terdiam dan berpikir:”Mungkin belum”. Sang dosen tersenyum:”Bagus sekali”. Kemudian ia mengeluarkan sekantung pasir dan menuangkannya kedalam ember. Pasir itupun berjatuhan dan mengisi ruang2 kosong diantara batu dan kerikil. Sambil tersenyum dosen itu bertanya lagi:”Baiklah, sekarang apakah ember ini sudah penuh?”. “Belum” jawab para mahasiswa dengan serentak. Kini sang dosen tertawa:”Bagus, bagus sekali” Kemudian ia meraih sebotol air dan menuangkannya hingga memenuhi bibir ember.
“Tahukah kalian apa maksud illustrasi ini?” tanya sang dosen. Seorang mahasiswa dengan semangat dan optimis menjawab:” Maksudnya adalah, tidak perduli seberapa padat jadwal kita, tetapi bila kita mau berusaha sekuat kemampuan kita dan mau berpikir, maka kita akan bisa menyelesaikan pekerjaan kita”
Unquote

Sampai disini kalau kita analisa, jawaban si mahasiswa – meskipun tidak tajam - tidaklah terlalu salah terutama dalam kontek manajemen waktu (sesuai judul kuliah). Tetapi, mari kita dengar jawaban sang dosen.

“Bukan itu maksudnya. Kenyataan dari illustrasi itu mengajarkan pada kita bahwa; bila anda tidak memasukkan batu besar terlebih dahulu maka anda tidak akan bisa memenuhi dan memasukkan semuanya kedalam ember”
Apa yang dimaksud “batu besar” dalam hidup kita? Anak2 kita; Pasangan kita; Pendidikan kita; Hal-hal yang penting dalam hidup kita; Menolong dan mengajarkan sesuatu kepada orang lain; Kesehatan kita; Hobby kita; Teman kita; dan semuanya yang begitu beharga;

Ingatlah untuk selalu memasukkan “batu besar” pertama kali; atau kita akan kehilangan semuanya. Bila kita mengisinya dengan hal2 kecil semacam pasir dan kerikil terlebih dahulu, maka hidup kita akan dipenuhi dengan hal2 kecil yang merisaukan dan ini semestinya tidak perlu. Karena dengan demikian kita tidak akan pernah memiliki waktu yang sesungguhnya kita perlukan untuk melakukan hal-hal yang besar dan penting. Karena itu, setiap malam akan berangkat tidur dan setiap pagi ketika bangun, tanyakanlah pada diri kita sendiri:” Apakah “batu besar” dalam hidup saya?” Lalu kerjakan itu pertama kali!

Salam serba besar,
Ries

No comments:

BSG - BAB.V - AUP - Babak-16

BALADA SWANDARU GENI Bab V: Ajaran Untuk Pulang Babak – 16 Sebenarnyalah, malam hari itu menjadi sebuah malam yang tidak terlup...