Monday, November 17, 2008

Nasi Bebek-Q

Sejak pertama kali menginjakkan kaki di Surabaya (1991) saya memang sudah jatuh hati berat dengan yang namanya nasi bebek. Rasanya gurih, sambil pencit maupun sambel tomatnya serasa selalu pas dilidah. Mau di masak bumbu ala Surabaya maupun ala Madura gak masalah, selalu saja cocok dan selalu saja nambah :-)

Pertama kali yang membuat ketagihan adalah nasi bebek di pinggir lapangan Prapat Kurung – daerah Perak. Seperti penjual nasi bebek pada umumnya, tempat jualannya adalah semacam pedagang kaki lima. Berhubung kalau jam makan siang ramainya minta ampun, biasanya saya beli di bungkus dan dinikmati dikantor sebagai menu makan siang. Hingga hari ini – setelah 17 tahun – penjual nasi bebek itu masih tetap eksis dan diteruskan putrinya (rasa gurih dan sambel pencitnya yang khas juga masih tetap terjaga)

Setelah pekerjaan pindah ketengah kota, saya mulai hunting nasi-bebek2 yang lain. Mulai nasi bebek Karangempat, nasi bebek Yudi , nasi bebek pandegiling , nasi bebek pondok tjandra hingga nasi bebek Wak Yam dll.
Semuanya enak n semuanya cocok di lidah saya :-)

Saya kadang mikir, bagaimana n seperti apa ya texture daging bebek itu sehingga bisa menghadirkan rasa yang gurih dan khas ini? Padahal jenis makanannya setahu saya hampir sama dengan ayam biasa (dedak/ bekatul).
Tetapi bagi saya (juga anak2), rasa daging bebek itu sangat beda dengan daging ayam, apalagi daging kelinci. Buktinya dimasak dengan bumbu apapun, daging bebek selalu saja pas di lidah.

Minggu kemarin, setelah tanya kanan-kiri dan buka2 internet, saya mencoba untuk memasaknya sendiri. Daging bebeknya beli di pasar seharga Rp. 13.000,-/ ekor dan kita bisa minta langsung dipotong menjadi 4 atau 8 bagian + jeroan.
Nah, ini bumbu yang saya pakai :

Bahan:
1 ekor (900 g) bebek, potong-potong
2 sdm cuka/air jeruk nipis
500 ml air
4 lembar daun jeruk purut
2 batangs erai, potong 4 cm dari pangkal akar, memarkan

Bumbu,haluskan:
8 butir bawang merah
8 butir kemiri
5 siung bawang putih
2 sdt ketumbar sangrai
1/2 sdt merica butiran sangrai
2 cm jahe
3 cm kunyit
3 lembar daun jeruk purut
3 cm lengkuas muda
1 batang serai, ambil bagian yang putih, iris halus
2 sdt garam
Cara Membuat:

# Bersihkan bebek, potong-potong menjadi 8 atau 10 bagian. Lumuri dengan cuka/air jeruk nipis sambil remas-remas hingga rata.
# Taruh dalam wadah bertutup, taruh dalam lemari es selama 30 menit. Bilas air hingga bersih, tiriskan.
# Aduk bebek dengan Bumbu yang dihaluskan hingga rata. Diamkan selama minimal 1 jam.
# Taruh bebek berbumbu dalam panci, tuangi air, masak dengan api sedang hingga mendidih. Kecilkan api, masak hingga daging bebek empuk. Kalau perlu tambahkan air panas.
# Jika memakai panci presto, masak bebek selama 30 menit (dihitung sejak panci berdesis)
# Angkat bebek, dinginkan. Sisihkan bumbunya.
# Goreng bebek dalam minyak banyak dan panas hingga kering.
# Angkat, tiriskan.
# Sajikan dengan Sausnya dan Sambal.
# Saus: masak sisa saus dengan 2 sdm minyak sayur hingga mendidih dan kental. Angkat.

Yang agak repot adalah sewaktu menghaluskan jahe, kunyit dan lengkuas. Sebaiknya memang harus benar2 halus sehingga bumbu saus yang kita peroleh nantinya juga lembut (belakangan saya baru tahu bahwa kita bisa beli jahe/ kunyit/ lengkuas yang sudah gilingan lembut - gak harus nguleg sendiri dengan tenaga ekstra - tapi harus di pasar tradisional)

Juga sewaktu masak bebek dengan panci presto, waktunya harus dijaga jangan kelamaan. Takutnya daging nanti terlalu empuk/ hancur dan aroma bebeknya bisa hilang.

Hasilnya?

Meski tidak senikmat nasi bebek di tempat yang saya sebutkan diatas, tetapi paling tidak saya + anak2 bisa menghabiskan nasi bebek (2 ekor)
bikinan sendiri itu sampai habis. Tanpa sisa... :-)

Sayang saya juga lupa motret gambarnya jadi gak bisa di tampilkan disini sebagai iming2… :-) :-)

Banyak salam,

Ries

No comments:

BSG - BAB.V - AUP - Babak-16

BALADA SWANDARU GENI Bab V: Ajaran Untuk Pulang Babak – 16 Sebenarnyalah, malam hari itu menjadi sebuah malam yang tidak terlup...