Seperti banyak teman yang lain, tadinya kita semua berharap hot issues tentang krisis ini hanya sebentar mampir dalam perbincangan kita2 yang di Indonesia dan biarlah menjadi issue panjang di US saja (yang merupakan biang kerok terjadinya krisis ini). Tetapi sudah hampir 2 (dua) bulan ini issue itu justru semakin hari semakin menggelinding dan hot serta menjadi topik utama terkait dengan pekerjaan keseharian kita.
Nilai IHSG yang terperosok, nilai tukar rupiah yang jatuh lebih dari 30%, penurunan order dan daya beli yang sangat signifikan dll… rasanya hari2 ini adalah hari yang lebih gelap dibandingkan krisis ketika di tahun 1997/1998. Implikasi krisis ini tidak bisa dihindari dan ternyata menyeret kita dalam kubangan yang dalam dan melelahkan. Ketika exporter meubel/ furniture juga produsen sepatu kehilangan pasar hampir 70% (US + Eropa), ketika penjualan barang elektronik/ komputer drop sekitar 40%, juga ketika kita2 yang berbisnis impor tidak mampu mengakomodasi kejatuhan nilai tukar yang hampir 40% itu.
Dalam 2 (dua) hari terakhir ini ternyata keresahan ini merebak ke para petani yang ternyata begitu sulit memperoleh pupuk, padahal saat ini adalah musim tanam. Entahlah, apakah ini ada hubungannya dengan krisis finansial global ini.
Ketika terjadi subprime morgage (kredit macet perumahan ala Amerika) yang menjadi awal krisis ini, kita tidak begitu yakin bahwa itu akan berdampak pada kita yang di Indonesia. Baru ketika membaca artikel dari Pak Dahlan disini lalu disini terus disini dan disini, saya baru ngeh, betapa jelek sekali system perekonomian yang kita ikut2-an jalankan dan rasanya pasti kita akan terimbas. Saat ini, ketika ekspor atau impor semua transaksi harus dalam bentuk valas USD, pun harga emas dunia ditentukan dalam USD, juga minyak, juga ketika kita/ pemerintah berhutang dari lembaga keuangan asing. Amerika begitu mendominasi semua urusan ekonomi, dan yang pasti juga bertindak sebagai polisi dunia – terkait dengan perang Iraq, Afganistan – juga lembaga dunia PBB, G-20 semua merupakan representasi keinginan Amerika untuk menguasai dunia.
Sekarang, ketika (terutama) Amerika dan juga Eropa mengalami krisis, maka semua mata uang USD ditarik untuk kebutuhan mereka sendiri. Para investor yang menanamkan uang USDnya di Indonesia beramai-ramai menarik dananya – yang sayangnya memang ditanam dalam jangka pendek – dan terjadilah capital outflow besar2-an. Persediaan USD di dalam negeri menipis dan BI harus terus menerus intervensi pasar agar nilai tukar Rupiah tidak terjun bebas. Akibatnya cadangan devisa Indonesia melorot menjadi hanya sekitar USD. 50 Milyar saja. Inipun masih berlanjut, karena kebutuhan korporasi untuk transaksi, untuk bayar utang luar negeri dan tentu saja tetap ada ulah para spekulan yang mencari untung sendiri.
Entahlah ini berlanjut sampai kapan.
Sekedar berpikir dan berharap sederhana saja, mungkin nggak ya dalam jangka yang tidak terlalu lama ini kita bisa mengubah system transaksi perdagangan kita dengan selain USD? Kalau negara2 yang tergabung dalam ASEAN atau negara ASIA bisa membuat kesepakatan tentu sangatlah bagus, semisal untuk transaksi dalam lingkup negara ASEAN pembayarannya bisa dalam bentuk Ringgit/ Rupiah, dan transaksi di negara2 ASIA dalam bentuk YEN/ RMB (Yuan China)?
Rasanya tidak ada yang tidak mungkin dalam urusan transaksi ekonomi semacam ini. meski memang semua tergantung pada kebijakan pemerintah dan lembaga2 terkait antar negara.
Rasa2-nya saya bisa mulai memahami teman2 yang sangat anti dan membenci sistem ekonomi kapitalis yang terbukti sekarang membelenggu kita.
Terus kita harus bagaimana?
Berdoa yuk….
Salam n sabar,
Ries,
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
BSG - BAB.V - AUP - Babak-16
BALADA SWANDARU GENI Bab V: Ajaran Untuk Pulang Babak – 16 Sebenarnyalah, malam hari itu menjadi sebuah malam yang tidak terlup...
-
“ Aku kira memang ini Glugut Pring Wulung “, - Ki Widura menjawab meskipun dengan sedikit ragu,” – memang gejala yang muncul masih belum n...
-
BALADA SWANDARU GENI Bab IV: Hilangnya Seorang Swandaru Geni Babak – 03 Sementara itu langit di bumi Mataram yang sebenarnya cu...
-
Pagi itu Kademangan Sangkal Putung turun hujan meskipun tidak terlalu lebat, bahkan ketika perlahan-lahan sinar mentari mulai menampakkan ...
No comments:
Post a Comment