kuayun langkahku menggebu
menyibak perdu dan menginjak batu
meski hati terkadang ragu
mungkinkah di puncak ada yang menungggu
lukaku sudah rapi terbalut
benang-benang dihatikupun mulai kurajut
kutegarkan langkah kaki
agar tiada satupun yang mendahului
aku tersentak, aku mendongak dengan hati bergetar
ketika keindahan panorama terhampar
kata syukur terucap tiada henti
sungguh, kuasa Illahi tiada batas tepi
semestinya engkau ada disini
ataukah mungkin engkau sudah di puncak tertinggi?
semestinya aku tahu diri
tapi apa daya… kata hati menjerit tiada henti
puncak lawu ternyata masih bisu
kabut putihpun kini malah berubah menjadi ungu
disinipun belum kutemukan hatimu
memang,.. mestinya aku lebih tahu
bahwa….
“ persahabatan dan rasa cinta adalah kesempatan untuk memberi
bukan peluang untuk menerima apalagi mengambil sesuatu “
always me
ries
Tuesday, July 29, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
BSG - BAB.V - AUP - Babak-16
BALADA SWANDARU GENI Bab V: Ajaran Untuk Pulang Babak – 16 Sebenarnyalah, malam hari itu menjadi sebuah malam yang tidak terlup...
-
“ Aku kira memang ini Glugut Pring Wulung “, - Ki Widura menjawab meskipun dengan sedikit ragu,” – memang gejala yang muncul masih belum n...
-
BALADA SWANDARU GENI Bab IV: Hilangnya Seorang Swandaru Geni Babak – 03 Sementara itu langit di bumi Mataram yang sebenarnya cu...
-
Pagi itu Kademangan Sangkal Putung turun hujan meskipun tidak terlalu lebat, bahkan ketika perlahan-lahan sinar mentari mulai menampakkan ...
No comments:
Post a Comment