“ …..Aku dekat…..Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepadaKu” (QS AL Baqarah: 186)
“…… Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu “ (QS Ibrahim : 7 )
Kamis siang, ketika saya sedang dijalan hp saya berdering. Dari nomornya saya tahu ini dari Jogja tetapi saya asing dengan nomor tersebut. Ternyata dari sebuah station radio swasta yang menanyakan alamat rumah saya. Usut punya usut, saya beruntung memperoleh buku gratis (judulnya “DPR UNCENSORED”) karena terpilih dalam kuis sms yang diudarakan oleh radio DELTA FM dalam acara Indonesia Siesta (IS) asuhan Kang Gilang n Shahnaz Haque itu.
Beruntungkah saya? Apakah ini cuman kebetulan?
Buku dengan judul diatas adalah karangan Richard Wiseman dan baru sekitar sebulan yang lalu saya sentuh dan selesaikan membacanya. Padahal buku itu sudah lamaaa nangkring di rak buku saya nunggu giliran dibaca. Saya memang membeli buku itu karena tertarik judulnya, cuman berhubung ada buku lain (yang lebih menarik) maka ya buku diatas saya kesampingkan dulu.
Bagi kalangan muslim, masih ada perdebatan tentang menyikapi apa yang kita sebut sebagai nasib atau mungkin takdir. Padahal ada dalil yang jelas bahwa :
“ Allah tidak akan merubah nasib seseorang, kecuali orang itu sendiri berusaha mengubahnya”
“ Aku adalah sesuai sangkaan hambaKu “
dan beberapa lagi yang lain…
Nah, saya ingin mengetahui pandangan orang bule ketika mereka berbicara tentang nasib dari buku tersebut. Sebenarnya isinya tidak berbeda dengan buku fenomenal “The Secret” karya Rhonda Byrne (yang bahkan lebih lengkap) intinya disarankan agar kita senantiasa berpikir dan bersikap positif sehingga alam semesta (mungkin mereka sungkan untuk menyebut Alah) akan serentak membantu mewujudkan apa yang ada dalam pikiran kita. Alam semesta akan merespon apa yang kita fokuskan sesuai dengan kaidah2 dalam “law of attraction”
Bahwa nasib sial/ baik sebenarnya mengikuti apa yang menjadi pikiran dan kebiasaan2 kita. Kalau ia menimpa kita itu tidak terjadi secara kebetulan belaka. Penulis sudah melakukan survey selama 8 tahun dan bahkan mendirikan apa yang dia sebut sebagai “sekolah keberuntungan”. Dengan merubah pola pikir dan kebiasaan, maka sangat dimungkinkan orang sial akan mengalami nasib baik (kebetulan2 yang menyenangkan) dan orang selama itu bernasib baik akan semakin sering mengalami kebetulan2 yang menyenangkan itu.
Intisari buku tersebut bahkan sudah di seminarkan oleh Faiz Zainudin (pendiri SEFT – Spiritual Emotional Freedom Technique) dan sudah digabungkan dengan beberapa pendapat ahli yang lain. Selanjutnya disimpulkan oleh mas Faiz bahwa apabila kita ingin senantiasa dilingkupi nasib baik, maka ada paling tidak “three giant steps” yang harus dilaksanakan dalam hidup ini;
- Always being grateful (Bersyukur)
- Share – if possible - at least 20% of your Net income (Sedekah)
- Do your best & Improve Ourselves Continuously
Saya pingin bernasib baik!!
Ketika saya mencet2 hp untuk kirim sms dalam kuis IS itu, saya sama sekali tidak kebayang bakalan menang, wong radio itu skala pendengarnya nasional. Ya, iseng saja..... gak sampai fokus pikiran/ perasaan agar menang (maklum hadiahnya cuman buku, coba BMW... :-) ) atau berharap semesta membantu saya (bahkan – untuk kasus ini – jujur berdoapun tidak).
Tapi koq menang??? Alhamdulillah...
Ada sesuatu yang perlu dipikirkan lebih lanjut tentang hal ini, dan mendatang saya akan tulis yang merupakan kelanjutan dari fenomena ini.
Good-luck,
Ries
Tuesday, April 21, 2009
Monday, March 23, 2009
" Percikan-2 "
aku tahu
warna biru ibarat keindahan
langit biru , laut biru dan juga energi biru
tapi, bagaimana dengan hati yang mengharu biru?
aku tahu
warna merah ibarat kemewahan dan kemegahan
karpet merah, jilatan api membara dan juga angpo dauke yg selalu merah
tapi bagaimana dengan rasa sedih yang membuat wajah sembab kemerahan?
panas
dulu yang kutahu adalah karena api dan juga sinar mentari
ternyata rasa ini jauh lebih menyakiti
ketika ia menyentuh dan bersemayam dihati
dingin
dulu yang kutahu adalah karena bongkahan es dan juga udara di malam/ pagi hari
ternyata rasa ini jauh lebih mengkerutkan diri
ketika ia menyentuh dan membuat ampang rasa di hati
aku bergerak, agar tidak lebih sesak
aku berlari, berharap mampu mengejar pujaan hati
ternyata dirimu diam dan itu lebih mengoyak
ternyata dirimu sembunyi dengan menyimpan seribu arti
lalu aku lelah dan terdiam
bayangmu datang dengan jutaan pesona
anganpun melayang seolah tak berasa
adakah ini yang kauminta?
tiba-tiba kabut turun dan langitpun memutih
putih pekat tiada sekat
mataku serasa buta
Tuhan…..jangan hatiku
banyak salam,
ries
warna biru ibarat keindahan
langit biru , laut biru dan juga energi biru
tapi, bagaimana dengan hati yang mengharu biru?
aku tahu
warna merah ibarat kemewahan dan kemegahan
karpet merah
tapi bagaimana dengan rasa sedih yang membuat wajah sembab kemerahan?
panas
dulu yang kutahu adalah karena api dan juga sinar mentari
ternyata rasa ini jauh lebih menyakiti
ketika ia menyentuh dan bersemayam dihati
dingin
dulu yang kutahu adalah karena bongkahan es dan juga udara di malam/ pagi hari
ternyata rasa ini jauh lebih mengkerutkan diri
ketika ia menyentuh dan membuat ampang rasa di hati
aku bergerak, agar tidak lebih sesak
aku berlari, berharap mampu mengejar pujaan hati
ternyata dirimu diam dan itu lebih mengoyak
ternyata dirimu sembunyi dengan menyimpan seribu arti
lalu aku lelah dan terdiam
bayangmu datang dengan jutaan pesona
anganpun melayang seolah tak berasa
adakah ini yang kauminta?
tiba-tiba kabut turun dan langitpun memutih
putih pekat tiada sekat
mataku serasa buta
Tuhan…..jangan hatiku
banyak salam,
ries
Sunday, February 8, 2009
Percikan !!!
tungku api…
semakin dipanasi
semakin padat mengkristalkan diri
bara api…
semakin dikipasi
semakin merah melahap apapun yang mendekat
tungku api….
kusentuh, kuangkat dan terlepas……
jatuh berkeping-keping seolah tiada kekuatan yang melekat
bara api….
ku hanya mampu melihat tanpa berani mendekat
pesona dan wibawa kekuatanmu terpancarkan begitu dahsyat
emosi diri…
begitu mudah tersulut api
bara hati…
terombang-ambing seolah tiada mengerti arti apresiasi diri
tungku dan bara api
bilakah dirimu menghadirkan kesejukan hati?
tungku dan bara api
mampukah aku meredam hakikat resah serta emosi?
air...
aku perlu air penyejuk
gayung...
daunpun tertelungkup
air dan gayung
serasa tiada cukup mengusap belahan jiwa
duhh...
bersimpuhpun serasa terlalu tinggi
mendongak dan melongokpun tak mampu memahami dalamnya isi hati
Tuhan...
bimbing hambaMu yang lemah ini
tebarkan sabar dan ikhlas dalam sanubari
Salam dan doa,
Ries
semakin dipanasi
semakin padat mengkristalkan diri
bara api…
semakin dikipasi
semakin merah melahap apapun yang mendekat
tungku api….
kusentuh, kuangkat dan terlepas……
jatuh berkeping-keping seolah tiada kekuatan yang melekat
bara api….
ku hanya mampu melihat tanpa berani mendekat
pesona dan wibawa kekuatanmu terpancarkan begitu dahsyat
emosi diri…
begitu mudah tersulut api
bara hati…
terombang-ambing seolah tiada mengerti arti apresiasi diri
tungku dan bara api
bilakah dirimu menghadirkan kesejukan hati?
tungku dan bara api
mampukah aku meredam hakikat resah serta emosi?
air...
aku perlu air penyejuk
gayung...
daunpun tertelungkup
air dan gayung
serasa tiada cukup mengusap belahan jiwa
duhh...
bersimpuhpun serasa terlalu tinggi
mendongak dan melongokpun tak mampu memahami dalamnya isi hati
Tuhan...
bimbing hambaMu yang lemah ini
tebarkan sabar dan ikhlas dalam sanubari
Salam dan doa,
Ries
Subscribe to:
Posts (Atom)
BSG - BAB.V - AUP - Babak-16
BALADA SWANDARU GENI Bab V: Ajaran Untuk Pulang Babak – 16 Sebenarnyalah, malam hari itu menjadi sebuah malam yang tidak terlup...
-
“ Aku kira memang ini Glugut Pring Wulung “, - Ki Widura menjawab meskipun dengan sedikit ragu,” – memang gejala yang muncul masih belum n...
-
BALADA SWANDARU GENI Bab IV: Hilangnya Seorang Swandaru Geni Babak – 03 Sementara itu langit di bumi Mataram yang sebenarnya cu...
-
Pagi itu Kademangan Sangkal Putung turun hujan meskipun tidak terlalu lebat, bahkan ketika perlahan-lahan sinar mentari mulai menampakkan ...