tungku api…
semakin dipanasi
semakin padat mengkristalkan diri
bara api…
semakin dikipasi
semakin merah melahap apapun yang mendekat
tungku api….
kusentuh, kuangkat dan terlepas……
jatuh berkeping-keping seolah tiada kekuatan yang melekat
bara api….
ku hanya mampu melihat tanpa berani mendekat
pesona dan wibawa kekuatanmu terpancarkan begitu dahsyat
emosi diri…
begitu mudah tersulut api
bara hati…
terombang-ambing seolah tiada mengerti arti apresiasi diri
tungku dan bara api
bilakah dirimu menghadirkan kesejukan hati?
tungku dan bara api
mampukah aku meredam hakikat resah serta emosi?
air...
aku perlu air penyejuk
gayung...
daunpun tertelungkup
air dan gayung
serasa tiada cukup mengusap belahan jiwa
duhh...
bersimpuhpun serasa terlalu tinggi
mendongak dan melongokpun tak mampu memahami dalamnya isi hati
Tuhan...
bimbing hambaMu yang lemah ini
tebarkan sabar dan ikhlas dalam sanubari
Salam dan doa,
Ries
Sunday, February 8, 2009
Subscribe to:
Posts (Atom)
BSG - BAB.V - AUP - Babak-16
BALADA SWANDARU GENI Bab V: Ajaran Untuk Pulang Babak – 16 Sebenarnyalah, malam hari itu menjadi sebuah malam yang tidak terlup...
-
“ Aku kira memang ini Glugut Pring Wulung “, - Ki Widura menjawab meskipun dengan sedikit ragu,” – memang gejala yang muncul masih belum n...
-
BALADA SWANDARU GENI Bab IV: Hilangnya Seorang Swandaru Geni Babak – 03 Sementara itu langit di bumi Mataram yang sebenarnya cu...
-
Pagi itu Kademangan Sangkal Putung turun hujan meskipun tidak terlalu lebat, bahkan ketika perlahan-lahan sinar mentari mulai menampakkan ...